Senin, 10 Desember 2018

RESUME “Factory Overhead Departementalization”


RESUME
“Factory Overhead Departementalization”

a.  Konsep dasar Factory Overhead
Overhead pabrik pada umumnya didefinisikan sebagai bahan baku tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung dan semua biaya produksi yang tidak dapat dengan mudah diidentifikasikan dengan atau dibebankan langsung ke pesanan, produk, atau objek biaya lain tertentu.
            Departementalisasi factory overhead bermakna memilah-milah pabrik menjadi beberapa departemen.  Departemen-departemen yang dibentuk mendapat alokasi factory overhead. Hal ini membuat perhitungan biaya produksi menjadi lebih baik. Selain itu, dapat meningkatkan pengendalian terhadap factory overhead cost.
       Peningkatan kualitas perhitungan biaya produk dimungkinkan karena tiap-tiap departemen bisa menerapkan tarif factory overhead yang berbeda-beda.
       Sebuah produk yang diproses di suatu departemen mendapatkan alokasi factory overhead dari departemen tersebut.
       Dengan demikian suatu produk mendapat alokasi factory overhead sesuai dengan departemen yang dilalui.
       Tiap-tiap departemen membebankan factory overhead sesuai dengan tarif masing-masing.
       Lebih baik dalam perhitungan biaya produk daripada alokasi factory overhead dengan satu tarif dari pabrik.
       Karena tidak semua jenis produk melalui tahapan yang sama dalam proses produksinya.
       Ada produk yang melalui semua departemen, ada juga yang tidak melalui semua departemen yang ada di pabrik.
       Apabila diterapkan satu tarif factory overhead, maka tarif tersebut terlalu tinggi untuk produk yang tidak diproses melalui semua departemen.
       Departementalisasi memfasilitasi responsibility accounting dan pengendalian factory overhead cost karena cost menjadi tanggung jawab tiap-tiap manajer departemen.
       Departementalisasi menuntut dibuatnya estimasi atau anggaran (budget) factory overhead cost tiap-tiap departemen sehingga evaluasi terhadap efisiensi factory overhead cost bisa dilakukan di departemen masing-masing.

b.   Actual FOH dan Applied FOH
Actual FOH= akun FOH Control

c.   Konsep dasar departemensalisasi

Departementalisasi dari overhead pabrik berarti membagi pabrik kedalam segmen-segmen yang disebut departemen, yang menjadi tujuan pembebanan biaya overhead. Untuk tujuan akuntansi, pembagia suatu pabrik ke departemen2 yg terpisah menghasilkan perhitungan biaya produksi yg lebih baik dan meningkatkan pengendalian yang bertanggung jawab atas biaya overhead.

d.   DEPARTEMEN PRODUKSI & DEPARTEMEN JASA

Departemen produksi adalah departemen yang memproses produk dengan mengubah atau merakit material.
Contoh: departemen pemotongan, perakitan, pencampuran, penyelesaian, dan pembotolan.
Departemen jasa menyediakan layanan yang berkontribusi secara tidak langsung ke proses produksi.
Contoh: departemen pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pemeliharaan, pengendalian produksi, keamanan, pengiriman, kesehatan, sumber daya manusia, dan kantin.

e.   BIAYA DEPARTEMEN LANGSUNG (direct departement cost)
       Adalah factory overhead cost yang dapat ditelusuri ke departemen tertentu.
       Sebagian besar dapat diklasifikasikan menjadi:
(a) supervisi, indirect labor, dan lembur,
(b) fringe benefit,
(c) indirect material dan supplies,
(d) reparasi dan pemeliharaan, dan
(e) depresiasi dan sewa.

f.   BIAYA DEPARTEMEN TIDAK LANGSUNG (indirect departement cost)
       Adalah biaya yang terpakai oleh beberapa departemen.
       Meliputi biaya listrik, sewa dan depresiasi.
       Harus dialokasikan secara proporsional ke departemen-departemen yang mendapaf manfaat.
       Alokasi yang paling baik berdasarkan ukuran pemakaian biaya oleh departemen masing-masing.
       Kalau tidak bisa, gunakan ukuran output.
       Kalau tidak bisa juga, gunakan ukuran yang mencerminkan pemakaian biaya oleh tiap-tiap departemen.

Contoh basis alokasi biaya departemen tidak langsung:
Biaya departemen tidak langsung                         Dasar alokasi  
       Sewa gedung                                                                Luas lantai       
       Depresiasi gedung                                                         Luas lantai       
       Asuransi kebakaran                                                      Luas lantai       
       Pemeliharaan gedung                                                    Luas lantai       
       Superintendence                                                          Jumlah pegawai           
       Telepon                                                                        Jumlah pegawai atau jumlah telepon    
       Listrik (fixed portion)                                                 Luas lantai       

g.  Penghitungan Tarif FOH Departemen
Distrbusi biaya departemen jasa ke departemen produksi bisa menggunakan
  1. metode langsung (direct method),
  2. metode bertahap (step method), atau
  3. metode simultan (simultaneus method).

1.  METODE LANGSUNG (direct method)

       Biaya departemen jasa dialokasikan hanya ke departemen produksi.
       Metode ini sederhana, tetapi mengabaikan alokasi suatu departemen jasa ke departemen jasa lain.
       Dengan demikian metode tidak menghitung total cost departemen jasa dengan akurat.
       Metode ini dibenarkan apabila hasilnya tidak berbeda secara signifikan dengan metode lain.

2.  Metode Bertahap (step method)

       Metode bertahap mengalokasikan biaya departemen jasa secara bertahap berdasarkan urutan tertentu yang sudah ditentukan.
       Metode ini juga dikenal sebagai sequential method.
       Departemen jasa mendapat alokasi biaya dari departemen jasa lain.
       Apabila biaya suatu departemen jasa sudah dialokasikan ke departemen lain, maka departemen jasa tersebut tidak akan diperhitungkan lagi pada tahap selanjutnya.

       Urutan alokasi biaya departemen jasa sangat krusial, karena perbedaan urutan alokasi akan menghasilkan alokasi biaya yang berbeda.
       Urutan alokasi dimulai dari departemen jasa yang yang paling banyak memberikan manfaat kepada departemen lain dan menerima paling sedikit manfaat dari departemen lain.
       Pendekatan lain adalah berdasarkan urutan nilai rupiah biaya departemen jasa.

3.    Metode Simultan

       Kelemahan metode bertahap: tidak dapat memperhitungkan secara keseluruhan apabila departemen jasa memberikan jasa kepada departemen jasa lain secara timbal balik.
       Kelemahan ini disempurnakan dengan metode simultan.
       Pada metode simultan semua hubungan timbal balik antar departemen jasa diperhitungkan dalam alokasi biasa departemen jasa.
       Metode ini menggunakan perhitungan Aljabar, oleh karena itu, metode ini juga disebut sebagai metode Aljabar.


Metode Alokasi Biaya-Biaya Support
Penentuan atas metode alokasi biaya tergantung dari kebutuhan perusahaan serta apakah alokasi tersebut bersumber dari satu departemen penunjang atau dari banyak departemen penunjang.

1)      Metode Alokasi Biaya Dari Satu Departemen Penunjang
Menurut Hansen dan Mowen dalam bukunya Cost Management Accounting and Control  (2005) metode alokasi biaya dari satu departemen penunjang terdiri atas:

a)      Single Rate Method / Dual Rate Method
Metode alokasi biaya single-rate-cost mengelompokkan semua biaya dalam satu biaya pool dan mengalokasikan ke objek biaya dengan menggunakan tariff per unit yang sama dari single allocation base.

Sedangkan dalam metode dual-rate-cost, metode ini akan mengelompokkan dulu semua biaya pool menjadi dua sub biaya pool (variable-cost sub pools & fixed cost pool). Kemudian akan ditentukan basis alokasi dan tarif per unit alokasi yang berbeda untuk jenis biaya tetap dan jenis biaya variable.

Keuntungan menggunakan metode alokasi single rate ini adalah mudah dalam pelaksanaannya. Sedangkan keuntungan dari penggunaan metode dual rate adalah dapat memberikan indikasi atau sinyal kepada manajemen tentang bagaimana biaya variable dan biaya tetap akan bereaksi secara berbeda.

b)      Budgeted Rate Or Actual Rate
Dengan menggunakan metode budget rate, pengguna jasa dari departemen tersebut dapat mengetahui lebih awal estimasi atas biaya-biaya yang ditagihkan tersebut. Keuntungan lainnya yakni membantu memotivasi manajer untuk memperbaiki kinerja efisiensi. Kelemahannya bahwa manajer atas departemen dimana biayanya  akan dialokasikan tidak mempunyai gambaran atas tarif yang digunakan pada periode tersebut. Sebaliknya ketika metode biaya actual digunakan, manajer tersebut juga tidak mengetahui rate/tarif yang digunakan sampai dengan akhir periode akuntansi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar