Rabu, 05 Desember 2018

Materials n Labor

BAB 9 & 11
Carter edisi 14
Materials & Labor

Pembelian Materials
Departemen Pembelian:
Menerima bukti permintaan pembeliaan atas Bahan baku, perlengkapan dan peralatan.
Menyimpan informasi mengenai sumber pasokan, harga, dan jadwal pengapalan serta pengantaran.
Membuat dan menempatkan pesanan pembelian
Mengatur pelaporan diantara departemen pembelian, penerimaan dam akuntansi.

Biaya perolehan material
Pada umumnya material dinilai sebesar harga yang dibayar kepada penjual.
Acqusition  costs (mulai order pembelian s.d. pencatatan) di catat sebagai factory overhead.

Diskon
Trade discount dan quantity discount tidak dicatat (dicatat net-nya).
Cash discount di catat kredit pada akun Cash Discount.

Freight-In (ongkos angkut masuk)
Dialokasikan ke material berdasarkan harga, berat, atau faktor lain.
Di catat dalam akun freight in.  Apabila ada permintaan material untuk produksi maka freight in dialokasikan ke WIP (direct material) atau FOH control (indirect material).  Saldo freight in pada akhir tahun dibebankan ke COGS atau dialokasikan ke COGS dan ending inventory.
Di catat dalam akun freight in dan Freight-in dimasukkan ke akun FOH control. 

Chapter 20
Inventory Management
Horngren edisi 15
DEFINISI
Purchasing Cost: Biaya barang yang diperoleh dari pemasok, termasuk biaya pengiriman. Biaya-biaya ini biasanya merupakan kategori barang dengan biaya terbesar di Inventory. Diskon untuk berbagai ukuran pembelian dan persyaratan pembayaran mempengaruhi biaya pembelian (Purchasing cost).

Oredering Cost: Biaya menyiapkan dan mengeluarkan pesanan pembelian, menerima dan memeriksa barang-barang yang termasuk dalam pesanan dna faktur pencocokan yang diterima, pembelian pesanan dan catatan pengirimana untuk melakukan pembayaran. Ordering cost termasuk biaya untuk memperoleh persetujuan pembelian, serta biaya pemrosesan khusus lainnya.

Carrying Cost: Biaya yang timbul saat barang disimpan dalam persediaan. Carrying cost ini termasuk biaya peluang investasi yang terikat dalam pesediaan dan biaya yang terkait dengan penyimpanan seperti ruang sewa, asuransi, dan keusangan.

Stock Out Costs: Biaya yang muncul ketika sebuah perusahaan kehabisan barang tertentu untuk yang ada permintaan pelanggan. Perusahaan harus bertindak cepat dalam mengisi persediaan untuk memenuhi permintaan itu atau menanggung biaya untuk tidak memenuhi permintaan tersebut.

Cost of Quality: Biaya yang dikeluarkan untuk mencegah dan menilai atau biaya yang timbul sebagai hasil dari masalah kualitas. Masalah ini bisa muncul karena produk cacat/rusak.Seperti bab sebelumnya, ada 4 kategori dalam biaya kualitas yaitu: Prevetion cost, Aprraisal cost, Internal dan External failure cost.

Shrinkage Cost (Biaya Penyusutan): Biaya ini dihasilkan dari pencurian oleh pihak luar, penggelapan oleh karyawan, misklasifikasi dan kesalahan administrasi. Shrinkage diukur dengan perbedaan antara Biaya persediaan yang tercatat dibuku(setelah mengoreksi kesalahan) dean Biaya inventaris ketika dihitung secara fisik. Penyusutan sering bisa menjadi ukuran penting dalam kinerja manajemen.

Safety Stock
Adalah persediaan yang diadakan setiap saat tanapa memperhatikan jumlah unit yang diperintahkan menggunakan model EOQ.
Perusahaan menggunakan safety stock sebagai penyangga terhadap unexpected peningkatan permintaan, ketidakpastian tentang leadtime dan tidak tersedianya stok.
 
Economic Order Quantity (EOQ)
Adalah jumlah pemesanan persediaan yang meminimalkan biaya persediaan (biaya pemesanan dan biaya penyimpanan).

RU = required unit (kebutuhan selama satu tahun)
CO = cost per order (biaya satu kali pemesanan)
CU = cost per unit (harga per unit)
CC = carrying cost percentage (persentase biaya penyimpanan dari harga beli)

Biaya pemesanan setahun
=
Jumlah pemesanan x biaya pesan


=



Biaya penyimpanan setahun
=
Rata-rata persediaan x biaya simpan


=




EOQ

=



Ilustrasi:
Permintaan selama satu tahun (RU) = 2.400 unit
Harga beli per unit (CU) = $0,75
Biaya pesan (CO) = $20 per order
Biaya penyimpanan = 20%



EOQ =     =    =  = 800 unit
                   

Jika ada diskon pembelian dalam jumlah tertentu maka rumus di atas tidak berlaku, harus dihitung satu per satu untuk mendapatkan jumlah pemesanan paling ekonomis.

Rumus EOQ di atas bisa diterapkan untuk menghitung jumlah produksi yang paling ekonomis, dengan keterangan sebagai berikut:

RU = required unit (kebutuhan/produksi selama satu tahun)
CO = biaya satu kali setup mesin
CU = biaya variable per unit
CC = carrying cost percentage (persentase biaya penyimpanan dari harga beli)

Kapan harus memesan? (titik pemesanan kembali / reorder  point)

Lead time = waktu dari pesan sampai barang datang (waktu tunggu)

Safety stock
=
jumlah minimal yang dipertahankan


=
(lead time max – lead time rata-rata) x kebutuhan rata-rata



Pesan barang jika jumlah persediaan (reorder point)
=
Persediaan selama lead time + safety stock


=
(Kebutuhan rata-rata x lead time) + safety stock


Ilustrasi:
Dik: Kebutuhan rata-rata : 10 unit per hari
Lead time rata-rata : 2 hari
Lead time maksimal : 3 hari

Dit: Kapan pesan?

Jawab :
Safety stock = (3 – 2) x 10 unit = 10 unit
Pesan barang jika jumlah persediaan (reorder point) = (2 x 10) + 10 unit = 30 unit

Jika persediaan yang ada 100 paket, berapa hari lagi harus memesan?

Persediaan yang ada : 100 unit
Reorder point :   30 unit
--------------------
Persediaan yang masih bisa dipakai s.d. reorder point :   70 unit

Persediaan 70 unit bisa dipakai selama 7 hari (70 : 10)
Jadi 7 hari lagi harus memesan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar