Rabu, 14 November 2018

“The Cost of Quality and Accounting for Production Losses (Job Order Costing)”


“The Cost of Quality and Accounting for Production Losses (Job Order Costing)”

a.      Biaya Mutu (Cost of Quality)

Biaya mutu sering kali disalahartikan karena biaya ini tidak hanya terdiri dari biaya untuk mencapai  mutu namun juga biaya yang terjadi karena kurangnya mutu. Untuk memahami dan meminimalkan biaya mutu maka jenis biaya mutu harus diidentifikasi dan dibedakan.

JENIS-JENIS BIAYA MUTU
1.       Biaya pencegahan (Prevetion cost) adalah biaya yang terjadi untuk mencegah terjadinya kegagalan produk. Biaya ini dikeluarkan untuk mendesain produk dan sistem produksi bermutu tinggi termasuk biaya untuk menerapkan dan memelihara sitem-sistem tersebut.

2.       Biaya penilaian (Appraisal cost) adalah biaya yang terjadi untuk mendeteksi kegagalam produk. Biaya ini terdiri dari biaya inspeksi dan pengujian bahan baku, biaya inspeksi produk selama dan setelah proses produksi serta biaya untuk memperoleh informasi dari pelanggan mengenaai kepuasan mereka terhadap produk.

3.       Biaya kegagalan (failure cost) adalah biaya yang terjadi ketika suatu produk gagal. Kegagalan tsb dapat terjadi secara internal maupun eksternal.
Biaya kegagalan internal adalah biaya yang terjadi selama proses produksi, seperti biaya sisa bahan baku, biaya barang cacat, biaya pengerjaan kembali, dan terhentinya produksi karena kerusakan mesin atau kehabisan bahan baku.
Biaya kegagalan eksternal adalah biaya yang terjadi setelah produk dijual, meliputi biaya untuk memperbaiki dan mengganti produk yang rusak selama masa garansi, biaya untuk menangani keluhan pelanggan dan biaya hilangnya penjualan akibat ketidakpuasaan pelanggan.

b.      Manajemen Mutu Total  (Total Quality Management)
Untuk dapat bertahan di lingkungan bisnis yang kompetitif, suatu perusahaan harus menyediakan produk bermutu dengan harga yg wajar dan menghilangkan mutu yang buruk dengan cara  mengadopsi filosofi manajemen mutu total.

Manajemen mutu total  adalah pendeketan tingkat perusahaan terhadap perbaikan mutu yang berusaha untuk meperbaiki mutu disemua proses dan aktivitas.

Karakteristik TQM:
1.       Tujuan perusahaan bagi semua aktivitas bisnisnya adalah untuk melayani pelanggan
2.       Manajemen puncak memimpin secara aktif dalam perbaikan mutu
3.       Semua karyawan terlibat secara aktif dalam perbaikan mutu
4.       Perusahaan memiliki sistem untuk mengidentifikasi masalah mutu, mengembangkan solusi dan menetapkan tujuan perbaikan mutu.
5.       Perusahaan menghargai karyawannya dan memberikan pelatihan terus-menerus serta pengakuan atas pencapaian.

PERBAIKAN YANG BERKELANJUTAN
Cara terbaik untuk mengurangi biaya mutu total adalah mengurangi kondisi kurangnya mutu. Dengan  menghasilkan produk dalam jumlah banyak sehingga berapapun jumlah unit yang ditolak di akhir proses perusahaan tetap memiliki unit bagus dengan jumlah yang memadai guna memenuhi permintaan.
Namun pendekatan ini memiliki kekurangan:
1.       Pendekatan ini terlalu lambat dalam mendeteksi kerugian produksi
2.       Besarnya biaya dari kerugian produksi semacam ini jarang sekali diukur

Pendekatan yang paling baik untuk memperbaiki mutu adalah dengan berkonsentrasi pada pencegahan yaitu mencari penyebab pemborosan dan inefisiensi kemudia mengembangkan rencana sistematis untuk menghilangkan penyebab-penyebab tersebut.

Tidak ada cara instan untuk mencapai mutu. Menurut W. Edwards Deming, salah satu pelopor dalam gerakan mutu, perbaikan yang tahan lama dalam hal mutu tidak dapat diperoleh dalam satu langkah besar. Sebaliknya ia berpendapat bahwa`perbaikan mutu harus merupakan proses yang terus menerus dari sedikit perbaikan. Ia berargumentasi bahwa perbaikan mutu secara berkelanjutan atau terus-menerus memerlukan usaha konstan dari setiap orang dalam perusahaan.

c.       Definisi Scrap, Spoilage, dan Rework

1.       Akuntansi untuk bahan baku sisa (scrap)
Bahan baku (spoilage) sisa terdiri dari atas:
·         serbuk atau sisa-sisa yang tertinggal setelah bahan baku diproses
·         bahan baku cacat yang tidak dapat digunakan maupundiretur ke pemasok
·         bagian-bagian yang rusak akibat kecerobohan karyawan atau kegagalan mesin

jika bahan baku sisa masih bernilai makan dapat dikumpulkan untuk dijual ke pedagang barang bekas. Namun jika sisanya dari pemotongan, pengikiran atau residu bahan baku maka biayanya munkin tidak mudah untuk ditentukan.

Meskipun begitu tetap dibutuhkan suatu catatan atas jumlah bahan baku sisa tersebut terlepas dari fakta bahwa tidak ada biaya yang dapat dibebankan ke persediaan itu.

Contoh:
Mais manufacturing company mengumpulkan serpihan kayu dari lantai pabrik dan menjualnya secara periodik ke pabrik kertas terdekat. Penjualan bahan baku sisa periode ini totalnya adalah Rp. 150.000. Alternatif akuntansi untuk penjualan ini adalah:

1.       Jumlah yang diakumulasikan di penjualan bahan baku sisa dapat ditutup ke ikhtisar laba rugi dan ditampilkan di laporan laba rugi sebagai penjualan bahan baku sisa atau pendapatan lain-lain.

Pada saat penjualan, dibuat jurnal:

        Kas/Piutang Usaha                                                                          150.000
                        Penjualan Bahan baku sisa/Pendapatan lain-lain                               150.000

2.       Jumlah yang diakumulasikan dapat dikreditkan ke harga pokok penjualan (hpp) sehingga mengurangi total biaya yang dibebankan ke pendapatan penjualan untuk periode tersebut. Mengurangi hpp  menyebabkan peningkatan laba untuk periode tersebut.

Pada saat penjualan, dibuat jurnal:
        Kas/Piutang Usaha                                                                          150.000
                        Harga pokok penjualan                                                                 150.000
3.       Jumlah yang diakumulasikan dapat dikreditkan ke Pengendali Overhead Pabrik sehingga mengurangi biaya overheade pabrik pada periode tersebut. Jika tarif biaya overhead telah ditentukan sebelumnya digunakan untuk membebankan overhead pesanan maka nilai realisasi bersih dari bahan baku yang dioerkirakan untuk periode tsb harus diestimasi dan dikurangkan dari estimasi overhead sebelum tarif overhead dihitung. Hal ini untuk menghindari tarif overhead yang terlalu tinggi.

Pada saat penjualan, dibuat jurnal:
        Kas/Piutang Usaha                                                                          150.000
                        Pengendali Overhead Pabrik                                                      150.000

4.       Jika bahan baku sisa dapat ditelurusi langsung ke pesanan individual, maka jumlah yang direalisasi dari penjualan bahan baku sisa dapat diperlakukan sebagai pengurang biaya bahan baku yang dibebankan pada periode tsb. Biaya bahan baku di kartu biaya pesanan dikurangi dengan nilai bahan bkau sisa.

Pada saat penjualan, dibuat jurnal:
        Kas/Piutang Usaha                                                                          150.000
                        Barang dalam proses                                                                      150.000

Ayat –ayat jurnal tadi mengasumsikan bahwa nilai bahan baku sisa tidak signifikan. Jika ada yang signifikan makan barang dalam proses dikredit dan persediaan bahan baku sisa di debit. Dengan demikian bahan baku sisa dicatat sebagai persediaan sampai terjual.


2.       Akuntansi untuk biaya barang cacat (spoiled goods )

Barang cacat berbeda dengan bahan baku sisa karena barang ini telah selesai diproduksi atau separuh selesai namun cacat dalam hal tertentu. Barang cacat tidak dapat dibetulkan baik secara teknis tidak memungkinkan atau karena tidak ekonomis untuk membetulkannya.

Barang cacat dapat disebabkan karena pelanggan seperti penggantian spesifikasi setelah produksi dimulai atau keharusan memproduksi dalam toleransi yang sangat ketat. Barang cacat juga dapat disebabkan dari internal seperti dari kesalahan karyawan atau usangnya peralatan. Perlakuan akuntansi untukbarang cacat etrgantung pada jenis penyebabnya.

a.       Barang cacat disebabkan oleh pelanggan
Biaya ini tidak boleh dianggap sebagai biaya mutu. Pelanggan sebaiknya membayar jenis barang cacat ini. Baiaya yang tidak tertutup oleh penjualan barang cacat sebaiknya dibebankan ke pesanan tersebut .
Dengan kata lain, nilai sisa (salvage value) dari barang cacat sebaiknya dikeluarkan dari biaya pesanan tetapi biaya yang tidak tertutup oleh nilai sisa tersebut tetap tinggal sebagai biaya pesanan itu.

Contoh:
Mais inc. Memproduksi 1.000 kursi plastik dengan desain khusus untuk Fitri inc. Berdasarkan pesanan no. 50. Setelah mendapat 100 kursi diproduksi , pelanggan mengubah spesifikasi desain. 100 kursi ini tidak dapat digunakan oleh pelanggan dan tidak dapat diperbaiki sehingga dapat diterima oleh pelanggan. Meskipun demikian, mais inc. Dapat menjual 100 kursi tersebut sebagai barang bekas dengan harga $10 perunit sehingga totalnya $1000 (100kursi x $10). Tambahan 100 kursi diprodksi untuk memenuhi pesanan pelanggan sehingga totalnya 1.100 (100 unit cacat dan 1000 unit yang dapat diterima pelanggan).

Total biaya yang dibebankan ke pesanan no.50 adalah:
                Bahan baku                                                                                        $22.000
                Tenaga Kerja                                                                                          5.500
                Overhead Pabrik                                                                                11.000
                Total Biaya pesanan                                                                          38.500

Ayat jurnal untuk mencatat penyelesaian pesanan tersebut dan pengiriman ke pelanggan adalah:

                Persediaan Barat Cacat                                  1.000
                Harga Pokok Penjualan                                                 37.500
                                Barang dalam Proses                                      38.500

Mais biasanya menjual hasil produksinya dengan harga 150% dari biaya. Maka pesanan no.50 ditagihkan ke fitri sebesar $56.250 ($37.500x150%). Ayat jurnal untuk mencatat penagihannya yaitu:
                Piutang Usaha/ Kas                                         56.250
                                Penjualan                                                            56.250

Saat barang cacat dijual:

                Kas/Piutang usaha                                           1000
                                Pesediaan barang cacat                                                 1000

b.      Barang cacat disebabkan oleh kegagalan internal
Jika barang cacat disebabkan kecerobohan karyawan atau usangnya mesin maka biaya yang tidak tertutup dari penjualan barang cacat sebaiknya dibebankan ke Pengendali Overhead Pabrik dan dilaporkan secara periodik kepada manajemen. Jika biaya dari barang cacat cukup besar sehingga dapat mendistorsi biaya produksi yang dilaporkan, maka sebaiknya dilaporkan terpisah sebagai kerugian di laporan laba rugi.

Contoh:
Asumsikan fakta yang sama dari mais inc. Sebelumnya, kecuali bahwa 100 kursi cacat tersebut disebabkan karena adanya cacat dari cetakan plastik. Dalam kasus ini biaya produksi setiap kursi adalah $35 (total biaya pesanan sebesar $38.500 dibagi 1.100 unit). Dengan demikian, total biaya dari barang cacat adalah $3.500 ($35x100unit rusak). Oleh karena kursi rusak dapat dijual $1000 maka biaya yang tidak tertutup adalah $2.500 (3.500-1000). Biaya dari 1000 kursi bagus adalah $35.000 makan harga jualnya $52,500 ($35.000x150%).

Oleh karena barang cacat diakibatkan oleh kegagalan internal maka nilai pendapatan penjualan dan laba menjadi lebih rendah jika dibandingkan kasus barang cacat karena pelanggan.
Ayat jurnal untuk mencatat penyelesaian dan pengiriman pesanan adalah:
                Persediaan Barang Cacat                                              1.000
                Pengendali Overhead Pabrik                                      2.500
                Harga Pokok Penjualan                                                                 35.000
                                Barang dalam Proses                                                      38.500

                Piutang usaha                                                                    52.500
                                Penjualan                                                                            52.500

AKUNTANSI UNTUK BIAYA PENGERJAAN KEMBALI
Pengerjaan kembali (rework) adalah proses untuk membetulkan barang cacat. Seperti barang cacat, rework dapat disebabkan oleh pelanggan maupun dari internal.

a.      Pengerjaan kembali yang disebabkan pelanggan (normal rework attributable to a specific job)

Biaya reworknya dibebankan ke pesanan dan idealnya ditutup oleh peningkatan dalam harga jual ( menggunakan akun wip). Contoh:
Mais inc. Memproduksi 200 trailer dengan desain khusus berdasarkan pesanan no.09 untuk memenuhi permintaan desain pelanggan Fitri corporation. Biaya yang dibebankan ke pesanan no.09 adalah:
       
 Bahan baku                                                                                                       $100.000
Tenaga Kerja ($10/jam x 2.000 jam)                                                           20.000
Overhead dibebankan ($40/jam tenaga kerja langsung)                                  80.000
Total biaya yang dibebankan ke pesanan no.09                                  $200.000

Sebelum traailer dikirimkan, pelanggan memutuskan bahwa trailer tersebut membutuhkan per suspensi yang lebih berat drpd yang telah dipesan dispesifikasi dalam pesanannya. Akibatnya biaya pengerjaan kembali ditambhakan ke pesanan no.09:

Bahan baku ($40/pasang x 200 trailer)                                                    $8.000
Tenaga Kerja ($10/jam x 200 trailer x ½ jam/trailer)                            1.000
Overhead dibebankan ($40/jam x 100 jam)                                            4.000
Total biaya pengerjaan kembali  yang ditambahkan                          $13.000

Ayat jurnal untuk mencatat biaya rework pesanan 09 yaitu:

                Barang dalam proses                                      13.000
                                Bahan baku                                                        8.000
                                Beban gaji                                                           1.000
                                Overhead Pabrik dibebankan                     4.000

Total biaya pesanan no. 09 sekarang menjadi $213.000, terdiri dari $200.000 biaya sebelum pengerjaan kembali plus $13.000 biaya pengenaan kembali. Contoh: mais menagihkan harga jual pesanan dengan markup sebesar 50% atas biaya, maka pesanan no.09 akan dijual senilai 150% dari $213.000 atau sebesar $319.500. saat pesanan no.09 dikirimkan ke pelanggan, dibuatlah jurnal:

                Harga Pokok Penjualan                                                 213.000
                                Barang dalam proses                                      213.000

                Piutang usaha                                                    319.500
                                Penjualan                                                            319.500


b.      Pengerjaan kembali yang disebabkan oleh kegagalan internal  (normal rework common to all jobs)
Biaya rework krn kegagalan internal sebaiknya dibebankan ke pengendali overhead pabrik dan secara periodik dilaporkan ke manajemen. Contoh: sama seperti contoh sebelumnya namun alasan reworknya karena karyawan produksi meminta per yang salah ketika trailer dirakit. Maka:

        Pengendali Overhead Pabri k                                     13.000
                        Bahan baku                                                                                        8.000
                        Beban gaji                                                                                           1.000
                        Overhead Pabrik dibebankan                                                     4.000

Oleh karena biaya rework dibebankan ke overhead pabrik, total biaya pesanan no.09 senilai $200.000 tidak bertambah dan harga jual adalah sebesar 150% dari $200.000 atau sebesar $300.000. saat pesanan dikirimkan ke pelanggan , maka jurnalnya:

        Harga Pokok Penjualan                                                                 200.000
                        Barang dalam proses                                                                      200.000

        Piutang Usaha                                                                   300.000
                        Penjualan                                                                                            300.000


c.       Pengerjaan kembali karena kesalahan internal yang fatal/abnormal (Abnormal Rework)
Karena kesalahan ini sangat besar sehingga tidak dapat dibebankan ke setiap job yang bisa membuat harganya sangat mahal. Sehingga disini kita menggunakan akun “Loss from Abnormal Rework”

Jurnalnya:
                Loss from Abnormal Rework                       13.000
                                Bahan baku                                                        8.000
                                Beban gaji                                                           1.000
                                Overhead Pabrik dibebankan                     4.000


        Tambahan:
Dari penjelasan diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa perbedaan sebab barang cacat akan mempemgaruhi penjurnalan. Ringkasnya:

1.       Terdapat dua tipe spoilage yaitu:
a.       Normal spoilage: Barang yang rusak diakibatkan karena proses produksinya bukan karen human error. Contoh: kerusakan mesin yg sdh lama dipakai.
Jurnalnya menggunakan akun COGS.
b.      Abnormal  Spoilage: Barang yang rusak karena adanya human error. Jurnlanya menggunakkan akun Loss from abnormal spoilage.

2.       Dalam Job Costing untuk scrap, spolage dan rework terdapat 3 jenis yaitu:
a.       Normal Specific Job : Menggunakan akun WIP
b.      Normal common to all job: Menggunakan akun Overhead
c.       Abnormal : Menggunakan akun Loss from Abnormal
Sekian dulu ya resumenya, semoga bermanfaat ^^
Wassalamu’alaikum wr wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar